Selasa, 05 Desember 2017

Gangguan Kelenjar Bartholin Penyebab Sakit Berhubungan Seksual

Gangguan Kelenjar Bartholin Penyebab Sakit Berhubungan Seksual

Gangguan Kelenjar Bartholin Penyebab Sakit BerhubunganSeksual - Kista kelenjar Bartholin umumnya dapat hilang dengan sendirinya. Ukurannya kecil dan tidak terasa nyeri. Meski tidak membutuhkan pengobatan, tetapi ada saatnya gangguan ini dapat menyebabkan kondisi berbahaya karena bisa terinfeksi yang menyebabkan rasa sakit dan penderita sulit untuk berjalan.



Kelenjar Bartholin adalah sepasang organ kecil di bawah lipatan bibir vagina, disebut labia, pada area kemaluan wanita. Kelenjar ini berperan mengeluarkan cairan untuk melembapkan bagian luar vagina. Cairan ini keluar dari saluran Bartholin yang berada pada mulut vagina.

Ada kalanya saluran Bartholin tersumbat sehingga terjadi penumpukan cairan pada kelenjar. Kondisi ini dinamakan kista kelenjar bartolin. Sementara abses kelenjar Bartholin terjadi ketika kelenjar atau saluran ini terinfeksi. Umumnya dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, pembengkakan, adanya lendir yang kental, atau efek penyakit menular seksual. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri E. coli dan juga bakteri lainnya yang memicu penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Setelah berhubungan seksual, ukuran kista dapat membesar karena kelenjar memproduksi lebih banyak cairan selama proses hubungan intim terjadi.

Kista Bartholin yang tidak terinfeksi dapat berbentuk benjolan yang tidak terasa nyeri, tapi akan menyebabkan daerah kewanitaan terlihat membengkak atau berwarna kemerahan, serta membuat Anda tidak nyaman saat berhubungan seksual, duduk, maupun berjalan.

Kista Kelenjar Bartholin Yang Terinfeksi Memiliki Gejala-Gejala Sebagai Berikut:
  • Sakit yang makin terasa seiring menjalani aktivitas rutin.
  • Keluarnya cairan dari benjolan.
  • Tubuh demam atau menggigil.
  • Pembengkakan pada area vulva.

Pada umumnya, kista atau abses ini hanya terjadi pada salah satu sisi mulut vagina. Jika tidak segera ditangani, infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti pembuluh darah dan menyebabkan septisemia. Oleh sebab itu, segera periksakan ke dokter, terutama jika:
  • Ada benjolan yang terasa sakit pada mulut vagina, terutama jika tidak kunjung reda dalam 2-3 hari meski sudah diterapi seperti, berendam di air hangat.
  • Lebih waspada jika Anda telah berusia lebih dari 40 tahun. Meski jarang terjadi, benjolan pada vagina pada kisaran usia ini dapat menjadi gejala kanker. Pada kasus ini, dokter mungkin akan melakukan tes biopsi.
  • Jika Nyeri Yang Timbul Tidak Tertahankan.

Langkah-langkah penanganan berikut dapat direkomendasikan kepada pasien yang mengalami gangguan pada Kelenjar Bartholin:

Merendam vagina hingga panggul dan bokong di dalam air hangat sebanyak beberapa kali dalam sehari selama 3-4 hari dapat membantu meluruhkan kista yang terinfeksi.
Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk menangani kista yang terinfeksi atau saat terinfeksi penyakit menular seksual.

Marsupialisasi: dokter menjahit tiap sisi sayatan drainase untuk membuat bukaan permanen sekitar 6 milimeter, lalu sebuah kateter kecil dimasukkkan selama beberapa hari untuk mengeringkan cairan.
Operasi untuk mengeringkan cairan pada kista yang sangat besar atau yang terinfeksi.

Pada beberapa kasus yang sangat jarang, dokter mungkin perlu mengangkat kelenjar Bartholin dengan operasi. Biasanya prosedur ini dilakukan pada kasus yang tidak respon terhadap penanganan yang telah disebutkan.


Berhati-hatilah, karena kondisi ini paling sering dialami wanita pada usia produktif mengandung. Meski umumnya gangguan kelenjar bartholin tidak dapat dicegah, tetapi risiko ini dapat dikurangi dengan penggunaan kondom, menjaga kebersihan organ kewanitaan, serta melakukan hubungan seksual yang aman. Selain itu, upayakan untuk mengonsumsi cukup cairan serta menghindari menahan kencing dalam waktu terlalu lama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar