Cara utama dalam mencegah kanker serviks adalah mencegah
tertular virus HPV. Diperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks disebabkan
oleh virus ini. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko
terkena kanker serviks meliputi berhubungan seks dengan aman, setia pada
pasangan, screening rutin pada leher rahim, vaksinasi, serta berhenti merokok.
Kebanyakan kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi
HPV jenis tertentu. Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual yang
tidak aman, maka gunakan kondom ketika berhubungan seksual untuk mengurangi
risiko tertular HPV.
Risiko tertular HPV juga meningkat seiring dengan jumlah
pasangan seksual seseorang. Wanita yang hanya memiliki satu pasangan pun juga
bisa terinfeksi virus ini jika pasangannya memiliki banyak pasangan seksual
lain.
Screening atau pap smear untuk kanker serviks adalah metode untuk mendeteksi sel-sel yang
berpotensi menjadi kanker. Pap smear leher rahim bukanlah tes untuk kanker. Tes
ini hanya memeriksa kesehatan sel-sel pada leher rahim. Kebanyakan hasil tes
pada wanita menunjukkan hasil normal. Lakukanlah pap smear secara teratur.
Wanita yang pernah berhubungan seks dan terutama sudah berusia 25-49 tahun,
disarankan untuk melakukan tes tiap tiga tahun sekali. Untuk wanita usia 50-64
tahun, disarankan melakukan tes lima tahun sekali.
Vaksinasi HPV atau human papilomavirus melindungi wanita
dari infeksi jenis virus utama yang menyebabkan kanker serviks. Vaksin akan
lebih efektif jika diberikan pada gadis sebelum aktif secara seksual. Meski
vaksin HPV bisa mengurangi risiko kanker serviks, tapi vaksin ini tidak
menjamin Anda bebas dari penyakit ini. Anda tetap disarankan menjalani pap
smear secara rutin meski sudah mendapatkan vaksinasi.
Risiko terkena kanker serviks juga bisa dikurangi dengan
menjauhi rokok. Orang yang merokok lebih sulit dalam menghilangkan infeksi HPV
dari tubuh. Infeksi inilah yang berpotensi menjadi kanker.
Untuk mendapatkan informasi seputar kanker serviks, Anda
bisa mendatangi rumah sakit terdekat atau menghubungi organisasi yang fokus
pada urusan kanker, seperti Yayasan Kanker Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar